PEKANBARU | ARUSMALAKA.COM

Anggota Banser dituding membubarkan pengajian Ustadz Wahabi, Syafiq Riza Basalamah. Hal ini ditentang keras oleh Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, bahwa organisasi kepemudaan berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) tersebut tidak memiliki DNA menolak terlebih membubarkan pengajian (agama Islam).

“Yang terjadi adalah sikap tegas kader GP Ansor pada gerakan intoleransi atas nama pengajian yang isinya menyerang dan menistakan ajaran dan amaliyah warga Nahdliyin,” demikian kata Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin dalam keterangan tertulis. Dilansir dari Detiknews, (23/02/2024).

Penyataan tegas ini merespon kekisruhan yang terjadi di Masjid Assalam, Perumahan Purimas, Gunung Anyar, Surabaya, kamis (22/2/2024), pukul 18.30 WIB, lantaran penceramah yang dianggap lazim menista ajaran dan amaliah Nahdlatul Ulama, terlebih pengajian tersebut digelar di tengah penduduk mayoritas amaliahnya berpegang pada ajaran NU.

Addin Jauharudin menambahkan, “Tetapi kami tegas dan tidak mundur selangkah pun terhadap pengajian-pengajian yang merongrong identitas kebangsaan Indonesia, intoleran, membangun narasi radikal, menghujat amaliyah NU, apalagi mau mengubah sistem negara,” ujarnya.

Justru menurutnya, setelah pihaknya menurunkan tim investigasi ke lapangan menemukan sejumlah kejadian merugikan pihak Ansor, yakni pengingkaran terhadap komitmen yang sudah disepakati kedua belah pihak.

“Terjadi pengingkaran atas kesepakatan yang sudah dilakukan kedua belah pihak. Bahwa panitia tidak akan mendatangkan Syafiq Riza Basalamah, tetapi di lapangan itu berbeda,” imbuhnya.

Proses tabayun yang sudah dilakukan Ansor setempat justru mendapatkan perlawanan keras dari pihak penyelenggara.

Terdapat kader Ansor yang dipukuli oleh oknum tertentu yang akhirnya membuat suasana makin keruh.

“Kendati kami dirugikan secara fisik, dan tentu saja juga penistaan terhadap amaliah NU, kami tetapi meminta kepada seluruh kader, tertama di Surabaya, agar tidak terprovokasi dan menunggu komando dari pimpinan pusat,” tambahnya.

Addin juga meminta agar kader Ansor melakukan pengawalan terhadap kader yang ditimpa kekerasan melalui jalur penegakan hukum.

“Memerintahkan kepada Ketua PAC Gunung Anyar dan PC GP Ansor Surabaya untuk mengawal tindakan kekerasan dan pemukulan terhadap kader Ansor untuk dilokalisir dalam ranah penegakan hukum,” tegasnya.

 

Tentang ustadz Syafiq Riza Basalamah

Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah, Lc., M.A. seorang ustadz Salafi, dosen, dan penulis yang berasal dari Jember, Jawa Timur. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad. Ia dikenal dari banyak video ceramah-ceramah di media sosial.

Syaqif Riza Basalamah memiliki latar belakang Wahabi Salafi, yang kontroversi terkait ceramahnya telah menjadi topik perbincangan yang luas. Berbagai pandangan muncul mengenai ujaran kontranya dengan non-Muslim dan pandangan terhadap pertiwi.

Diskusi mengenai Wahabi Salafi harus berdasarkan pemahaman yang objektif. Meskipun ada keprihatinan atas potensi radikalisasi diantara pengikutnya, beberapa pihak berpendapat bahwa tidak semua orang yang terlibat dalam ajaran ini memiliki kecenderungan tersebut.

Satu aspek yang menjadi perhatian yakni kecenderungan ceramah yang cenderung eksklusif dan mengeluarkan takfir, berpotensi membahayakan kerukunan antar umat beragama di Indonesia dan merusak citra Islam Nusantara yang dikenal dengan sifat moderatnya.

Penolakan terhadap Syafiq Riza Basalamah tidak hanya terkait dengan ceramahnya, tetapi juga dengan dampak potensialnya terhadap Indonesia secara keseluruhan.

Perhatian tertuju pada manhajul Fikr dan harokahnya, terutama dalam konteks aspirasi untuk menerapkan hukum Islam sebagai hukum negara.

Di salah satu kesempatan, Syafiq Riza Basalamah menegaskan bahwa nama yang berbahasa Sanskerta seperti Sri, Dewi, Wisnu dianggap haram. Dalam sebuah video, ia menjelaskan bahwa penggunaan nama-nama tersebut terlarang menurut pandangan agamanya. Dilansir dari Tribun-Timur.com (19/6/2021) dan Rumah123.com, (19/7/2022).

Di lain kesempatan Syafiq Riza Basalamah mengatakan bahwa berdzikir dan baca shalawat setelah shalat Maghrib di Masjid dengan sebutan Nyanyi-Nyanyi Rame.

Berdzikir dan baca shalawat bersama-sama setelah shalat Maghrib sudah menjadi kebiasaan di masjid-masjid Ahlu Sunnah Wal Jamaah tanah air, namun bagi Syafiq Bassallamah itu hanyalah Nyanyi-Nyanyi bikin rame yang mengganggu muslim lainnya yang pergi ke masjid untuk menjauhkan dunia. Melansir Pecihitam.org, (23/11/2017).

Dalam kesempatan yang lain lagi, Basalamah melarang umat Islam untuk berteman dekat dengan orang non muslim.
Hal itu ia sampaikan dalam sebuah unggahan video dari kanal YouTube Yufid.TV – Pengajian & Ceramah Islam berjudul “Konsultasi Syariah: Bolehkah Berteman dengan Non Muslim?” Melansir PosKota.co.id, (15/10/2021.

(Jun)