RANTAUPRAPAT | ARUSMALAKA.COM

Tagihan air Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Ketua Komite Daerah Dewan Usaha Kecil dan Menengah (Komda Dewan UKM) Kabupaten Labuhanbatu, Arif Hakiki Hasibuan S.HI, membengkak hingga Rp 1.722.856,-. Akibatnya, Arif pun komplain dan mengatakan bahwa tagihan air PUDAM Tirta Bina Labuhanbatu tersebut tidak masuk akal.

Kepada arusmalaka.com di Rantauprapat, Rabu (18/12/2024), Ketua Komda Dewan UKM Labuhanbatu itu menceritakan, dari Februari 2024 hingga September 2024 tagihan air rumah yang ditempatinya di Jalan Asrol Adam nomor 42 Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan, normal-normal saja.

Arif pun menunjukkan bukti pembayaran tagihan air Pudam Tirta Bina miliknya dengan nomor Id pelanggan 10010213, untuk bulan Februari 2024 sebesar Rp 385.570,- dengan jumlah pemakaian air 85 meter kubik (M3).

Bulan Maret 2024, total tagihan air Rp 309.666,- dengan jumlah pemakaian air 69 M3. Untuk bulan April 2024, total tagihan Rp 403.546,- dengan jumlah pemakaian air 89 M3.

Pemakaian air bulan Juni 2024, total tagihan Rp 321.642,- dengan jumlah pemakaian air 73,0 M3. Juli 2024 total tagihan Rp 344.112,- dengan jumlah pemakaian air 78,0 M3. Agustus 2024 dan September 2024 berjumlah total tagihan Rp 842. 032,-. Jumlah pemakaian air 189 M3.

“Nah, untuk tagihan bulan Oktober 2024 dan November 2024, total tagihan membengkak menjadi Rp 1.722.856,-. Jadi, jumlah pemakaian air untuk November 2024 adalah 201,0 M3. Sementara jumlah pemakaian air bulan Oktober 2024 tidak diketahui angkanya sebab tidak bisa di-chek melalui Indomaret, karena belum dibayar, kata pegawai Indomaret,” jelas Arif.

Kemudian, Rabu (18/12/2024) sore, bersama Arif, arusmalaka.com melakukan konfirmasi ke kantor PUDAM Tirta Bina di Jalan WR Supratman nomor 16 Rantauprapat.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Direktur PUDAM Tirta Bina Labuhanbatu, M Lutfi SH MH, mengatakan bahwa perhitungan tagihan air bulan Oktober dan November 2024 Ketua Komda Dewan UKM Labuhanbatu itu tidaklah membengkak seperti yang disebutkan, meskipun seolah-olah terasa membengkak dan mengejutkan bagi Arif.

Dijelaskannya, pemakaian air oleh Arif dan keluarganya memang tergolong besar. Jadi wajar kalau tagihannya juga besar. Selama ini yang terjadi, kata M Lutfi, petugas/pegawai PUDAM Tirta Bina yang mencatat meteran air ke setiap rumah pelanggan merasa takut dan khawatir pelanggan akan komplain jika jumlah tagihan airnya besar, meskipun pemakaian airnya sebenarnya memang besar.

“Petugas pencatat meter takut menuliskan angka sebenarnya pemakaian air yang tertera pada meteran. Mereka takut pelanggan komplain. Karena itulah, mereka menuliskan angka jumlah meter yang tertera relatif lebih kecil atau bahkan separuh dari jumlah angka meter yang sesungguhnya. Misalnya, jumlah pemakaian air yang tertera pada meteran adalah 200 M3, tapi yang ditulis dan dicatatkan serta dilaporkan ke kantor PUDAM Tirta Bina oleh petugas hanya 100 M3, karena mereka takut di komplain pelanggan,” kata M Lutfi.

Dikatakannya lebih lanjut, hal seperti itu terjadi selama ini dan jumlah pelanggan cukup banyak, mencapai ratusan. Kerugian yang dialami PUDAM Tirta Bina juga sangat besar akibat dari hal itu. Namun M Lutfi tidak menyebutkan secara rinci jumlah kerugian yang dialami PUDAM Tirta Bina akibat hal tersebut.

Saat ini, kata M Lutfi yang dilantik oleh Plt Bupati Labuhanbatu Hj Ellya Rosa Siregar menjadi Direktur PUDAM Tirta Bina pada Jum’at (19/7/2024) lalu itu, kebijakan yang dilakukannya sejak Oktober 2024 adalah mengganti seluruh petugas pencatat meter agar tidak terulang lagi hal serupa yang merugikan perusahaan.

“Jadi, sejak Oktober 2024 lalu petugas pencatat meter sudah kita ganti semua dan ditempatkan pada bidang yang lain. Saya tekankan kepada petugas yang baru, jangan berbuat hal yang merugikan pelanggan dan perusahaan,” ujarnya.

Kepada Ketua Komda Dewan UKM Labuhanbatu M Lutfi menjelaskan, sejak Oktober 2024, petugas pencatat meter yang baru sudah melakukan tugasnya mencatat jumlah real pemakaian air dilengkapi dengan fhoto meteran air saat dilakukan pengecekan ke rumah pelanggan.

“Jadi sekarang sudah real, jumlah pemakaian air berapa meter kubik yang dipakai, maka itulah yang dicatat dan difhoto oleh petugas kita di lapangan. Seperti pemakaian air oleh bang Arif sekeluarga untuk bulan Desember 2024 ini, tercatat sudah 221 M3 yang total tagihannya nanti dibayar pada Januari 2025 adalah sekitar Rp 986 ribu lebih. Memang pemakaian air oleh bang Arif sekeluarga jumlahnya besar. Soal bagaimana bang Arif sekeluarga menggunakan air sehari-harinya, itu bang Arif tentunya lebih tahu,” ujar M Lutfi.

Menanggapi jawaban Direktur PUDAM Tirta Bina atas komplain yang diajukannya, Arif Hakiki Hasibuan terlihat tidak puas meskipun M Lutfi memberi solusi untuk mengganti meteran air di rumah Ketua Komda Dewan UKM Labuhanbatu itu dengan meteran air yang baru secara gratis terhitung sejak bulan Januari 2025.

“Saya tidak puas dengan jawaban Direktur PUDAM Tirta Bina itu. Tidak masuk akal. Jawabannya tidak logis. Mana mungkin petugas pencatat meter takut mencatat angka pemakaian air yang sebenarnya dengan alasan khawatir pelanggan akan komplain?! Nggak masuk akal itu,” kata Arif yang bersikeras akan membawa persoalan ini ke Komisi III DPRD Labuhanbatu.

(Dhedi Bas)