PEKANBARU | ARUSMALAKA.COM

1 Juni ditandai sebagai Hari Lahir Pancasila yang diperingati seluruh rakyat Indonesia saban tahunnya, setidaknya menanamkan ingatan dan menaruh rasa hormat setinggi-tingginya pada Bapak Bangsa yang telah membidani sekaligus mengukuhkan letak dasar negara sebagai arah dan identitas berbangsa dan bernegara, serta napas bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

Tema peringatan hari lahir Pancasila tahun ini yakni, “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”. Dimana negara mempersiapkan generasi muda hebat nan berprestasi juga terbaik menuju 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045 mendatang. Tentunya, pijakan dan persiapan menuju arah sana adalah hari ini. Setiap generasi muda tanah air diberi asupan pendidikan berkualitas, tidak membebani dan proporsif serta penempaan keahlian selain pembekalan etika, pemahaman agama, spiritualitas dan kebudayaan, tidak melulu konsen pada tekhnologi.

Namun ironisnya, kenyataan di lapangan berjalan di tempat, salah satu kendalanya adalah masih terdapat pengangguran usia produktif lulusan SMA/SMK selain sarjana (sebagai bagian dari generasi emas itu), sementara lapangan pekerjaan banyak tersedia, dari sektor formal sampai informal; ribuan pabrik di kabupaten Karawang dan Bekasi, Jawa Barat* misalnya, belum di kota-kota lain, juga proyek-proyek pembangunan pabrik, jalan tol, jembatan dan lain-lain, selain sektor lainnya, sepeti mall, restoran, cafe dan seterusnya, juga bentuk-bentuk usaha UKM dan seterusnya dan seterusnya. Lantas apa yang jadi biang kendala sehingga berakibat pada fenomena “pengangguran massal”?

Barangkali, praktek persiapan membangun generasi emas menuju Indonesia emas itu perlu revisi dengan monitoring ketat, khususnya para pengambil kebijakan di tingkat daerah dan perangkat di bawahnya di banyak aspek, sehingga negara tidak terkesan “Besar pasak dari pada tiang”, tidak sebatas jargon atawa pencitraan politik, sebab ini praktek bernegara bukan misi visi partai yang melulu retorik.

Di tulisan ini bukan tempatnya untuk membahas terperinci soal kendala dan faktor penyebab pengangguran massal tersebut, tapi lebih pada ilustrasi dimana konsep besar negara tercinta kita ini, sedang berangkat menuju Indonesia Emas – yang bukan berarti itu tanpa konsekuensi logis, namun revisi dan modivikasi kinerja di tingkat bawah itu harus dilakukan karena ini akan menjadi bom waktu dan kelak berakibat pada fenomena sosial yang akut dan jomplang, menciptakan kesenjangan sosial yang bakal berakhir pada masalah-masalah sosial yang chaos, tentu ini tak dikehendaki dan sangat amit-amit manakala melihat anggota keluarga sendiri berlaku melanggar hukum demi mempertahankan hidup lantaran kesempatan kerja yang teramat sulit dan banyak aturan itu, dan dengan sogok menyogok pada yayasan-yayasan outshourching sebagai portal masuk dan keluarnya buruh dan karyawan sekaligus penentu masa kontrak kerja seorang buruh atawa karyawan untuk bekerja di pabrik, mall dan sektor lain. Dan bakal deg-degan jika umur seorang buruh mencapai batas maksimum, siap-siap saja untuk beralih ke sektor lain atawa jadi pengangguran baru.

Sudah barang tentu ledakan pengangguran di kalangan usia muda selain gaya hidup kekiniian yang kerap menyeret generasi muda kita pada berita-berita miris bahkan mengenaskan akibat modernitas kebablasan, perlu ada formulasi baru demi menjaga generasi untuk menjadi generasi emas. Semangat Hari Lahir pancasila ini yang jadi tombol pengingat, jadi spirit kebanggaan dalam mempersiapkan “menjadi Indonesia emas”, dimana seluruh komponen bangsa plus warga bangsa turut menjaga dan mengawal dimulai dari tatar keluarga selain lingkungan terdekat. (Jun)

*) Data Disnakertrans Kabupaten Karawang, sampai tahun 2018 jumlah pabrik yang ada di Kabupaten Karawang sebanyak 1.762 pabrik. Detailnya 787 pabrik swasta, 638 PMA, 269 PMDN, dan 58 pabrik joint venture. Tersebar di 12 kawasan industri. Kumparan, (5/7/2023).

Pencari kerja di Kabupaten Karawang sebanyak 28.569 orang. Hanya 26.379 orang yang mendapat pekerjaan, sisanya 2.190 orang, belum terserap industri. Antara, (29/12/2022).

Berdasar data dari Pemerintah Kabupaten Bekasi, saat ini lebih dari 7.500 pabrik, baik yang berskala nasional / multinasional, tersebar di 11 kawasan industri.

Data yang dirilis BPS Provinsi Jawa Barat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Bekasi hingga akhir tahun 2021 mencapai 10,09 % dari total angkatan kerja sebanyak 1.953.408 jiwa.
Sebanyak 197.098 jiwa warga Kabupaten Bekasi masih tercatat berstatus pengangguran. Antara, (14/8/2022).

(Jun)