MEDAN | ARUSMAKA.COM
Massa Koalisi Mahasiswa Daerah Sumatera Utara (Komadsu) di kantor PLN Unit Induk Pembagkitan Sumatera Bagian Utara (UIKSBU) di Jalan Brigjen Katamso, Medan, pada Senin (17/1/2022) lalu, mulai berbuntut panjang.
Tapi parahnya, bukannya berupaya memberikan klarifikasi atas kasus yang dipersoalkan demonstran, kegerahan manajemen PLN UIKSBU terkesan dilakukan dengan cara menyimpang, diduga kuat dengan cara menyewa preman untuk menebar teror.
Hal itu diketahui berdasarkan pengakuan Nazli Aulia, Koordinator Lapangan Komadsu yang mengaku diteror oleh oknum preman yang mengaku aparat.
“Berulangkali saya diteror lewat telepon yang meminta supaya kami menghentikan aksi mengkritisi apa yang terjadi pada proyek di PLTU Belawan,” ucapnya dalam keterangan persnya di Medan, Selasa (18/1/2021).
Di samping itu, ia juga mengaku menerima teror secara verbal dari orang yang tak dikenal, yang tiba-tiba meminta menemuinya seraya meminta informasi siapa di balik aksi Komadsu dengan cara-cara intimidatif.
“Yang nemui saya ada beberapa orang. Mereka tidak saya kenal dan tiba-tiba bahas masalah PLN. Saya tidak tau suruhan siapa, katanya cuma orang PLN yang meminta mereka tracking pendemo, cuma mereka tak nyebut siapa pas kami tanya,” bebernya.
Atas kejadian ini, Nazli mengaku semakin semangat untuk membongkar kasus ini, agar di balik proyek di PLTU Belawan yang terindikasi merugikan negara miliaran rupiah bisa terang benderang.
Apalagi, sambungnya, tak hanya melakukan intimidasi, orang-orang bergaya aparat itu juga turut menawarkan uang perdamaian agar kasus ini bisa diredam.
“Tadi kami sudah bilang ke orang-orang yang tidak kami kenal itu. Kami akan segera ke Jakarta untuk melaporkan kasus ini ke KPK. Bukan itu saja, kami juga akan ke PLN pusat untuk melaporkan aksi premanisme di dalam tubuh PLN UIKSBU,” pungkasnya.
Seperti dikatui sebelumnya, kasus ini mencuat ke permukaan saat Komadsu menggelar aksi ke kantor PLN UIKSU, mengecam indikasi praktik korupsi yang terjadi di lingkungan kerja PLTU Sicanang, Belawan pada Senin kemarin.
Pantauan di lokasi, para mahasiswa memulai aksinya dengan menggelar mimbar bebas di pinggir Jalan Brigjen Katamso, atau tepat di jalur masuk ke kantor PLN UIKSBU atau berjarak sekitar 50 meter dari gerbang utama.
Sejumlah poster berisi kecaman dan aspirasi seperti “Tangkap Sudjana Direksi Pekerjaan, Pak menteri BUMN Evaluasi jajaran PLN UIKSBU dan Bongkar seluruh praktik korupsi di PLN UIKSBU” turut menghiasi aksi tersebut.
Usai beberapa saat meneriakkan aspirasinya hingga mengundang perhatian warga dan pengendara yang melintas, anak-anak Komadsu kemudian meringsek masuk ke depan pagar yang sudah ditutup satpam dan dijaga aparat kepolisian.
“Bancakan korupsi proyek di pembangkit Sicanang Belawan beberapa tahun lalu yang menyeret General Manager dan beberapa pejabat di zaman KITSBU ke penjara, nyatanya tak menjadi efek jera. Terbukti, kasus serupa yang ujung-ujungnya berpotensi merugikan negara dalam jumlah besar kembali ditemukan,” teriak Nazli Aulia, selaku Koordinator Lapangan Komadsu.
Data dari hasil investigasi yang mereka lakukan, lanjut Nazli, lagi-lagi menyangkut pekerjaan di PLTU Belawan. Bahkan akibat terhambatnya proyek pergantian material sesuai temuan Komadsu, potensi kerugian negara mencapai miliaran rupiah.
Satu hal yang paling krusial dianggap Komadsu, yakni terancamnya pasokan listrik yang dihasilkan pembangkit dari utara Kota Medan tersebut aksi tak berjalannya proyek. Padahal listrik yang dihasilkan pembangkit di Belawan jelas menyangkut kepentingan masyarakat banyak.
“Kenapa ini terjadi? Hasil temuan kami, diduga kuat semua akibat kelalaian atau justru terindikasi unsur kesengajaan Direksi Pekerjaan dalam hal ini Sudjana, yang menjabat sebagai Senior Manager Engineering di PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (UIKSBU),” tegasnya.
Bahkan ketika kontrak proyek ini berakhir pada Desember 2020 lalu, proyek berupa pengadaan itu tak kunjung terealisasi.
(Sugito)