Oleh Dr Purwadi M.Hum. Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA. Hp 087864404347
A. Pagelaran Kraton.
Bangunan pagelaran Kraton Surakarta Hadiningrat digunakan untuk tata cara besar. Peringatan sewu hari surut dalem KPH Satriyo Hadinagoro berlangsung pada hari Kamis Pahing, 10 Pebruari 2022 pukul 19. Diikuti segenap Pengageng, sentana dan abdi dalem.
Berkenan rawuh Walikota dan Wakil Walikota Surakarta. Abdi dalem Pakasa tampak dari Subosuko Wonosraten: Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Klaten. Datang pula dari Semarang, Purwodadi, Pati, Yogyakarta, Salatiga. Suami GKR Galuh Kencono ini populer semasa hidup. Aktif dalam kegiatan seni budaya.
Panitia berbusana Jawa padintenan. Putri mengenakan kebaya. Pria mengenakan beskap. Rata rata mereka terlatih dalam kepanitiaan. Pengalaman cukup jadi bekal untuk mengelola kegiatan besar. Kali ini panitia dalam jumlah yang banyak. Karena peserta juga beragam kalangan.
Undangan ditukar dengan buah tangan. Tamu duduk di kursi kehormatan. Kursi ditata jejer rapi. Tengahnya ada minuman teh hangat dan snack ringan. Cukup sebagai penambah energi. Nyamikan nyamleng yang bikin rasa senang.
Lampu diatur sehingga selaras dengan suasana ruangan. Kipas angin berputar. Bagian terdepan merupakan panggung. Terpampang potret KPH Satriyo Hadinagoro. Busana dengan gaya kebesaran seorang bangsawan modern.
Ulama Kraton Surakarta berbaris menuju tempat tahlil. Abdi dalem kanca Kaji ini memakai serban, pakaian putih dan bebedan. Anggota kanca Kaji kebanyakan dari Ponorogo. Mereka punya pengetahuan agama yang cukup untuk memimpin tahlil di Kraton Surakarta Hadiningrat.
Tahlil tahmid tasbih takbir berkumandang. Doa dimulai setelah KPH Joyo Adilogo memberi aba aba. Dhawuh ini sekaligus mewakili keluarga besar Karaton Surakarta. Putra putri pasangan KPH Satriyo Hadinagoro dan GKR Galuh Kencono lenggah di bagian depan. Dari Saudara tampak menyertai GKR Wandansari, Pangageng Sasana Wilapa dan ketua Lembaga Dewan Adat.
Bacaan Surat Yassin diikuti tamu undangan. Syahadat Kures dan Wirid Sultan Agungan hafal di luar kepala. Bernada irama khas Jawa Kraton. Arab digarap, Jawa digawa. Begitulah akulturasi budaya yang berjalan di istana Jawa yang berlaku nak tumanak run tumurun.
B. Wilujengan Kraton Surakarta.
Adat istiadat dijunjung tinggi. Karaton Surakarta Hadiningrat amat ketat dalam hal pelestarian budaya. Warga istana memegang teguh ajaran, Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya.
Burung dilepas sebagai tanda paripurna. Pengetan sewu dinten surut dalem KPH Satriyo Hadinagoro berpusat di pagelaran Sasana Sumewa. Gedung luas ini dibangun oleh Sinuwun Paku Buwana II pada tahun 1745. Berguna sebagai tempat pertemuan yang bisa memuat 6000 orang.
Selatan pagelaran adalah sitihinggil dan bale angun angun. Depannya alun alun Lor. Baratnya pasar klewer dan Masjid Agung. Melingkar jalan supit urang yang penuh dengan nilai estetis dan filosofis. Kawasan ini siang malam selalu ramai. Ripah kathah bangsa manca kang sami abebale wisma. Klop dengan narasi pedalangan.
Soko guru pagelaran Sasana Sumewa besar dan kokoh. Kemegahan ini sekaligus keagungan bagi bangsa. Warisan yang agung anggun dan unggul. Layak untuk dilestarikan sepanjang masa. Demi kejayaan masa depan generasi muda. Tentu saja dengan harapan lebih cerah cemerlang.
Karaton Surakarta Hadiningrat merupakan penerus peradaban yang dirintis Kerajaan Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram. Pengalaman panjang ini sungguh bermakna. Terutama untuk menggali butir butir kearifan lokal. Bisa memperkokoh jatidiri bangsa dan kepribadian nasional.
Upacara wilujengan khidmat sekali. Bendara Raden Ayu Salindri besus ngadi salira, ngadi busana. Mewarisi bakat swargi GKR Galuh Kencono. Ayu hayu rahayu dalam melestarikan budaya kang asumber saking Karaton Surakarta Hadiningrat. Puncak puncak kemegahan telah diukir indah. KPH Satriyo Hadinagoro dan GKR Galuh Kencono pejuang kebudayaan sejati. Sentana dan abdi dalem bertekad melanjutkan cita cita luhur. Trahing kusuma rembesing madu.
Berkenan memberi sambutan yaitu KPH Radityo Lintang Sasongko. Dosen UNS ini micara miraga mirasa. Ahli dalam bidang ekonomi sosial budaya. Punjul ing apapak. Wasis ing samukawis. Kembul bujana andrawina.
Tata cara jangkep genep genah. Karaton Surakarta Hadiningrat sumber pengembangan kebudayaan. Trahing nata garwa risang Dananjaya. Den prayitna sabarang hawya sembrana. Demikianlah ajaran luhur yang terus diuri uri.