NIAS SELATAN | ARUSMALAKA.COM
Dua orang Nelayan di Kecamatan Pulau-Pulau Batu Timur Pulau Tello tepatnya di desa Labuhan Rima Baru, Kepulauan Batu, Kabupaten Nias Selatan, kembali jadi korban terkaman Buaya.
Menurut penuturan Kepala Desa Labuhan Rima Mesakhi Maduwu yang merupakan keluarga korban menjelaskan kepada wartawan pada hari Rabu, (111) mengatakan bahwa kejadiannya pada hari Minggu, (8/1/2023) malam hari, kedua nelayan tersebut mereka turun kelaut di sekitar desa mereka untuk menyelam mencari ikan. Karena suasana sudah malam dan kedua nelayan ini menggunakan senter sebagai penerangan penyelaman.
“Tidak lama beberapa waktu tiba-tiba ada buaya datang langsung menyerang dan menyeret Alm Talijatulo Gaho, ketika mengetahui temannya diserang buaya, nelayan Ahmi Gea mencoba menolong temannya, namun usahanya tidak berhasil, karena dia ikut juga diserang buaya dengan mengipaskan ekornya dan mengenai tangan korban Ahmin Gea, sehingga korban AlmTalijatulo Gaho tidak bisa tertolong dari gigitan buaya yang langsung menyeretnya kedasar laut”, bebernya.
Korban Ahmin Gea sambil menahan rasa sakit mencari bantuan kedaratan serta memberitahukan kejadian tersebut kepada masyarakat sekitar. Malam itu juga warga desa labuhan rima turun kelaut dan menyisir tepi pantai untuk mencari korban, namun malam itu tidak membuahkan hasil.
“Ahmin Gea di efakuasi oleh warga dan dirawat oleh tim medis setempat, karena korban ini sangat trauma ditambah lagi mengalami luka memar di sekujur lengan tangannya akibat hantaman kipasan ekor buaya”, ucap Mesakhi Maduwu.
Selanjutnya warga setempat dilakukan pencarian terhadap korban Talijatulo Gaho dengan berbagai upaya seadanya. Pada akhirnya pada hari Selasa, (10/1) sekira pukul 14:00 siang di temukan mayat korban dalam keadaan tidak utuh (hanya sisa potongan kaki yang habis penuh dengan luka gigitan buaya). Namun, jenazahnya pada dini hari langsung di kebumikan di kampung halamannya di Desa Labuhan Rima Baru.
Identitas Almarhum Talijatulo Gaho (25) merupakan salah satu aparat desa labuhan rima baru, dan meninggalkan seorang istri dan anak yang masih kecil, dan sedangkan korban Ahmi Gea (27) masih selamat, warga Desa Labuhan Rima Lama.
Kades Labuhan Rima Baru menghimbau khusus warganya dan masyarakat kepulauan batu pada umumnya agar tetap waspada dan berhati-hati untuk melakukan penyelaman di malam hari, terutama di daerah yang di sinyalir ada habitat buayanya agar tetap waspada dan menjauhi menyelam disekitar lorong sungai yang tembus kelaut.
Di tempat yang berbeda salah seorang tokoh pemuda Gerakan Perubahan, Berkat Fanaetu menghimbau kepada Pemerintah Kecamatan dan pemerintah Kabupaten Nias selatan agar bisa berkoordinasi dengan Balai KSDA Provinsi Sumatra Utara melalui Cabangnya di kepulauan Nias agar melakukan penyelidikan terhadap ekosistim habitat alami buaya yang ada di kepulauan batu.
“Sehingga misteri tentang keberadaan buaya-buaya liar ini di wilayah kepulauan batu dapat diketahui, dan kenapa bisa kelaut, seharusnya buaya itu berada di habitat aslinya yaitu dirawa-rawa atau di sungai. Serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat kepulauan batu tentang langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi korban lagi dari terkaman buaya”, harapnya.
Kejadian seperti ini tidak hanya pertama terjadi dan hanya sekarang belum ada tindakan nyata dari pemerintah setempat dan juga pihak terkait tentang masalah ini, mengingat masyarakat kepulauan batu sebagian besar pekerjaan adalah nelayan.
“Hal ini menjadi sebuah ancaman serta itimidasi kepada masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan, mengingat keberadaan buaya di wilayah kepulauan batu sudah semakin meresahkan masyarakat nelayan karena buaya-buaya sudah menyeberang ke tempat yang tidak semestinya mereka ada, seperti bermain didermaga dan berjemur di tepi pantai”, tuturnya.
(Afrianus Wau)