Oleh: Erlina Sari Siregar Mahasiswa Program Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan Program Studi PAI
Seiring dengan pandemi yang melanda seluruh dunia yang termasuk juga Indonesia, mengharuskan seluruh siswa belajar dari rumah atau disebut dengan daring. Tentu faktor tersebut dapat mempengaruhi akhlak siswa karena tidak bisa lagi dipantau oleh guru. Kegiatan siswa yang diluar sekolah menjadikan akhlaknya tercemar oleh lingkungan sekitarnya. Menurunnya akhlak siswa semasa pandemi terlihat dari kurangnya tingkat sopan santun terhadap guru dan sesama teman belajar, hal ini di buktikan dengan adanya perkelahian,berkurangnya minat belajar, adanya bullying sesama teman, ketidak perdulian terhadap perintah guru.
Sebelum terjadinya pandemi covid, akhlak siswa masih dikategorikan baik melihat kebiasan-kebiasan siswa di sekolah seperti menyapa guru ketika bertemu, menghormati teman sebaya, memperdulikan perintah guru dan minimnya kejadian bullying (perundungan).
Melihat kondisi yang terjadi seperti sekarang ini nampaknya guru harus ekstra kerja dalam memperbaiki degradasi moral dan akhlak para peserta didik. Tentunya, disamping itu, guru harus bersinergi dalam menangani problem tersebut. Kemudian peran orang tua pastinya tidak bisa diabaikan karena keluarga memiliki peranan penting sebagai pendidik di lingkungan keluarga dan di lingkungan masyarakat. Banyak kasus terjadi karena tidak kepedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya sehingga si anak tersebut salah dalam pergaulan atau penggunaan gadget yang tidak terkontrol lagi.
Menurut Imam Al-Ghazali, Akhlak adalah sesuatu yang menetap dalam jiwa dan muncul dalam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikran terlebih dahulu. Akhlak bukanlah perbuatan, kekuatan dan ma’rifah. Akhlak adalah “haal” atau kondisi jiwa dan bentuknya bathiniah.
Adapun peran guru dalam perubahan akhlak siswa, yaitu:1.Memberi nasehat pada setiap murid di setiap kesempatan.2.Memahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya,juga memahami bakat, tabiat dan kejiwaan muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya.3.Mempunyai rasa belas kasihan pada siswa dan memperlakukan mereka seperti anak sendiri.
Dan selanjunya peran orang tua dalam perubahan akhlak siswa (anak), yaitu:1.Pendidikan budi pekerti dengan cara memberikan norma pandangan hidup tertentu walaupun masih dalam pola yang masih sederhana.2.Pendidikan sosial dengan cara melatih anak dengan tata cara bergaul dan berkomunikasi yang baik terhadap lingkungan sosial sekitar.3.Pendidikan intelek dengan cara mengajar anak tentang kaidah-kaidah bertutur bahasa yang baik.4.Pembentukan kebiasaan pembinaan kepribadian yang baik dan wajar dengan membiasakan anak hidup teratur, bersih, disiplin.5.Pendidikan agama, melatih dan membiasakan anak beribadah kepada Tuhan dengan berbagai aspek keimanan dan ketakwaan.
Akhlak seorang muslim bukan hanya sebatas pada bagaimana ia menikmati dan mensyukuri karunia dari Allah Swt, melainkan juga ketika ia menghadapi sebuah musibah atau masalah, baik Musibah itu yang menimpa diri sendiri, Keluarga atau pun musibah yang melanda masyarakat,seperti virus corona. Persoalan pandemi membawa perubahan besar, baik di sektor ibadah, ekonomi dan dunia pendidikan itu sendiri.
Dalam Mengatasi Permasalahan ini upaya guru terutama guru pendidikan agama Islam dalam membina Akhlak, Moral Siswa pada masa pandemi dapat dilakukan melalui proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, kasih sayang, nasihat, penghargaan dan hukuman.Dan sangat diharapkan bagi sekolah untuk tetap memfasilitasi keperluan dalam membina akhlak siswa selama masa Pandemi, agar siswa tetap berakhlak baik,walaupun tidak sebaik pada masa sebelum pandemi covid.
Untuk itu pihak sekolah dan orang tua berkordinasi dalam memperhatikan prilaku siswa.Dengan cara membatasi siswa dalam menggunakan gadget,memperbanyak aktivitas yang positif, selalu memberi nasehat,dan melakukan pendampingan dalam kegiatannya sehari-hari.