PAKPAK BHARAT |  ARUSMALAKA.COM

Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd mengungkapkan kekagumannya akan potensi kekayaan alam Kabupaten Pakpak Bharat yang menurutnya sangat melimpah dan beraneka ragam.

Sesungguhnya alam Pakpak Bharat ini sangat kaya dan kita harus syukuri sebagai suatu anugerah dan karunia dari Allah SWT. Lihatlah kayu kapur ini misalnya, suatu potensi besar yang sudah ada dan dicari diberbagai penjuru dunia bahkan sejak ratusan tahun silam, ungkap Mutsyuhito Solin kala itu.

Hal ini dia sampaikan saat mendampingi Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri medan dalam perjalanan mereka di wilayah Kecamatan Pagindar (20/5/2022).

Tim peneliti yang terdiri dari 6 orang dosen serta 10 orang mahasiswa ini memang sengaja didatangkan guna melihat dan meneliti keberadaan kayu kapur yang tumbuh subur di hutan-hutan Kecamatan Pagindar.

Kayu Kapur merupakan jenis kayu perdagangan (golongan meranti) dan menghasilkan produk khas nonkayu berupa kristal yang populer dengan sebutan kapur atau kamper, serta minyak kapur atau ombil. Tanaman bernama ilmiah Dryobalanops aromatica Gaertn ini tumbuh di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan sebagian wilayah Malaysia. Terdapat tujuh spesies kayu kapur yang selama ini populer didunia, dari tujuh spesies ini hanya Dryobalanops aromatica yang tumbuh di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, Dryobalanops beccarii tumbuh di Semenanjung Malaya dan Pulau Kalimantan, sedangkan lima spesies lagi tanaman kapur tumbuh sebagai tanaman endemik di Pulau Kalimantan.

Kayu kapur yang tumbuh subur di Kecamatan Pagindar diyakini merupakan jenis kayu kapur Dryobalanops aromatica Gaertn yang banyak tumbuh di wilayah Aceh khususnya Subulussalam dan Aceh Singkil yang memang berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Pagindar.

Tim ekspedisi dari Universitas Ternama di Sumatera Utara ini sengaja datang guna melakukan penelitian khusus tentang keberadaan kayu kapur di tempat ini. Mereka memetakan serta melakukan penghitungan dasar potensi kayu kapur yang diyakini akan bisa membawa keuntungan besar bagi masyarakat Pakpak Bharat  bila nanti dikelola dengan baik dan benar.

Keberadaan kayu kapur ini tentunya akan kita kembangkan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat disini, baik dari sisi wisata alam, study wisata,  penelitian dan sebagainya, ucap Wakil Bupati Pakpak Bharat ini dilokasi.

Hal pertama yang perlu kita lakukan sekarang adalah upaya pelestarian akan keberadaan kayu kapur ini, mari sama-sama kita jaga jangan sampai kemudian akan punah dan hilang begitu saja, pesan Mutsyuhito Solin kemudian.

Keberadaan pohon kayu kapur memang tumbuh subur dan berkembang baik di wilayah ini. Sepanjang jalan dan sejauh mata memandang, jejeran pohon-pohon besar menjulang tinggi hingga puluhan meter dan diperkirakan berjumlah ribuan batang.

Kayu kapur yang konon telah menjadi primadona perdagangan dunia ini memang telah dikenal sejak ratusan tahun silam. Getah kapur yang dikenal sebagai kamper asal pulau Sumatera bahkan disinyalir telah sampai di Mesir melalui pedagang-pedagang yang singgah dan berniaga di Barus kala itu.

(AM-01)