Oleh: Purwadi Joyopuruso

A. Asal Usul Amangkurat Tegalarum.

  1. Prabu Brawijaya raja Majapahit leluhur Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Raja Majapahit menurunkan Bondan Kejawan, Getas Pendawa, Ki Ageng Sela, Ki Nis, Ki Ageng Pemanahan, Panembahan Senapati, Prabu Hadi Anyakrawati dan Sultan Agung. Ambeg adil paramarta.
  2. Bupati Wilwatikta Tuban menurunkan Sunan Kalijaga, Dewi Rasawulan, Ki Ageng Tarub, Dewi Nawangsih. Trah Tuban mengalir ke diri Amangkurat Tegalarum yang bijak bestari. Waskitha ngerti sakdurunge winarah.
  3. Ki Ageng Tarub menikah dengan Dewi Nawangwulan bidadari kayangan. Menurunkan Dewi Nawangsih yang menikah dengan Raden Bondan Kejawan atau Lembu Peteng. Lahirlah tokoh Mataram yang hebat seperti Panembahan Senapati. Inilah leluhur Amangkurat Tegalarum. Amemangun karyenak tyasing sesama.
  4. Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Sarah melahirkan Raden Umar Sahid atau Sunan Murya , Dewi Rukayah dan Dewi Sofiyah. Dari Sunan Murya ini lahir Bupati pesisir yang menurunkan raja Mataram. Amangkurat Tegalarum termasuk titisan darah biru ulama tanah Jawa. Wijining atapa tedhaking andana warih.
  5. Sunan Ampel berputri Ratu Panggung Hidayati yang menikah dengan Raden Patah. Lahir raja Demak, Pajang dan Mataram. Amangkurat mendapat pendidikan dari ajaran Sunan Ampel di Surabaya. Agama ageming aji.
  6. Raden Patah raja Demak menurunkan Pati Unus, Sultan Trenggana, Ratu Cempaka dan Pangeran Benawa. Ulama dan Pesantren Jawa merupakan binaan Demak yang dilanjutkan Amangkurat Tegalarum. Ulama dan umara berjalan selaras serasi seimbang.
  7. Joko Tingkir atau Mas Karebet kelak menjadi raja Pajang. Bergelar Sultan Hadiwijaya Abdul Hamid Syah Alam Akbar Panetep Panatagama. Menikah dengan Ratu Cepaka melahirkan Pangeran Benawa, Ratu Banuwati, Sultan Agung dan Amangkurat Tegalarum. Trah kusuma rembese madu.
  8. Panembahan Senapati raja Mataram tahun 1575-1601. Menikah dengan Ratu Waskithajawi melahirkan Prabu Hadi Hanyakrawati, Sultan Agung, Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Nulada laku utama.
  9. Ki Ageng Wonosobo menurunkan Juru Martani, Nyi Ageng Sabinah, Panembahan Senapati, Prabu Hadi Hanyakrawati, Sultan Agung dan Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Daerah Wonosobo merupakan binaan Mataram. Terkenal dengan kebun teh berkualitas ekspor.
  10. Ki Ageng Penjawi Bupati Pati. Menurunkan Ratu Waskithajawi yang menikah dengan Panembahan Senapati. Amangkurat Tegalarum jelas berdarah pesisir. Memiliki kebun jati luas, sehingga ber bandha ber bandhu.
  11. Ki Ageng Pemanahan tokoh pendiri Mataram. Menurunkan raja raja Jawa. Amangkurat Tegalarum keturunan orang hebat yang selalu berjuang untuk rakyat. Asih marang dasih, tresna marang kawula.
  12. Sultan Agung raja Mataram tahun 1613 – 1645. Ahli bahasa yang menciptakan sastra gending, pengracutan dan nitipraja. Ajaran luhur inilah yang diterapkan Amangkurat Tegalarum dalam memimpin Mataram. Mengembangkan seni edi peni, budaya adi luhung.
  13. Pangeran Pakik Bupati Surabaya. Memiliki putri Ratu Mas yang menikah dengan Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Lahir Raden Rahmat atau Amangkurat Amral yang menjadi pelopor agama dan pondok pesantren di Jawa Timur.
  14. Rangga Jumena atau Pangeran Timur Bupati Madiun memiliki putri Retna Dumilah. Kelak menurunkan raja Mataram. Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum berhubungan dengan ulama dan penguasa brang wetan.
  15. Ratu Batang putri Bupati Kendal Tumenggung Hupasanta. Menikah dengan Sultan Agung. Lahir Amangkurat Tegalarum yang mendapat pendidikan maritim. Mataram di bawah kekuasaan Amangkurat Tegalarum sukses membangun angkatan laut.
  16. Ki Ageng Sela menjadi pelindung petani. Karena bisa menangkap petir. Menurunkan ulama dan raja Mataram. Amangkurat Tegalarum mendapat aura kesaktian. Narendra gung binathara, mbahu dhendha nyakrawati.

B. Perjuangan Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum

  1. Tahun 1619 Amangkurat lahir di Kotagedhe Yogyakarta. Ayahnya Sultan Agung, ibunya Ratu Batang. Dengan nama Raden Mas Sayiddin. Karena lama tinggal di Banyumas, maka disebut Amangkurat Banyumas.
  2. Tahun 1620 Amangkurat diterawang ahli nujum. Sejak kecil tampak sifat yang ramah tamah, cerdas cermat, pintar trampil, unggul bijak bestari. Begitulah terawangan ahli nujum dari Peguron Empu Supa Tuban.
  3. Tahun 1621 Amangkurat diasuh oleh Ratu Banuwati cucu Joko Tingkir di Pengging Boyolali.
  4. Tahun 1623 Amangkurat dididik oleh Ratu Retno Jinoli dan Syekh Jangkung Saridin. Sekolah PAUD di Nglandoh Kayen Pati.
  5. Tahun 1625 Amangkurat belajar agama di Pondok Pesantren Besuk Pasuruan. Diantar oleh Kanjeng Ratu Pandansari istri Bupati Surabaya.
  6. Tahun 1628 Amangkurat belajar ilmu Kejawen di padepokan Joyoboyo yang dikelola oleh Raden Panji di Kediri.
  7. Tahun 1628 Amangkurat belajar agama di Peguron Sunan Kalijaga Kadilangu Demak.
  8. Tahun 1629 Amangkurat belajar sejarah Ki Ageng Tarub dan Ki Ageng Sela di Grobogan.
  9. Tahun 1632 Amangkurat belajar demografi di kota Tamasek Singapura.
  10. Tahun 1633 Amangkurat belajar sosiologi di Universitas Teknik Istanbul Turki.
  11. Tahun 1630 Amangkurat belajar tata kota di Paris . Atas beasiswa raja Louis IVPerancis.
  12. Tahun 1635 Amangkurat naik haji di Mekkah. Bersama dengan alim ulama Sumenep Madura.
  13. Tahun 1637 Amangkurat mendirikan usaha mebel ukir ukiran di Sukodono Tahunan Jepara.
  14. Tahun 1638 Amangkurat mendirikan pabrik trasi di Lasem Rembang.
  15. Tahun 1639 Amangkurat mendirikan pabrik brem di Madiun.
  16. Tahun 1640 Amangkurat mendirikan sekolah pelayaran di kabupaten Tegal.
  17. Tahun 1643 Amangkurat mendirikan yayasan Yatim Piatu di Lesmana Ajibarang Banyumas.
  18. Tahun 1643 Amangkurat membuat yayasan pendidikan untuk anak tidak mampu di Brosot Kulonprogo.
  19. Tahun 1644 Amangkurat menikah dengan Ratu Mas putri Pangeran Pekik di Surabaya. Nanti lahir Amangkurat II.
  20. Tahun 1645 Amangkurat dinobatkan sebagai raja Mataram yang beribukota di Plered.
  21. Tahun 1646 Amangkurat menikah dengan Ratu Wiratsari atau Ratu Kencono, putri Pangeran Kajor dari Pajang. Nanti lahir Paku Buwana I raja Mataram.
  22. Tahun 1648 Amangkurat membangun pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
  23. Tahun 1654 Amangkurat membangun Pelabuhan Tanjung Kodok Lamongan.
  24. Tahun 1656 Amangkurat membangun Bendungan Serayu di Purbalingga.
  25. Tahun 1657 Amangkurat membangun pusat kuliner di Banyumanik Semarang.
  26. Tahun 1658 Amangkurat membangun Pelabuhan Tanjung Emas Kendal Semarang.
  27. Tahun 1659 Amangkurat mengembangkan tanaman kopi di Kembang Ungaran.
  28. Tahun 1661 Amangkurat membangun industri logam di Kudus.
  29. Tahun 1664 Amangkurat membangun gedung seni di Pantai Genjeran Surabaya.
  30. Tahun 1666 Amangkurat mengembangkan tanaman agrobis di lereng Semeru Malang.
  31. Tahun 1668 Amangkurat mengembangkan garam yodium di Pamekasan Madura.
  32. Tahun 1669 Amangkurat membangun pasar lelang ikan di Sampang Madura.
  33. Tahun 1670 Amangkurat membangun industri topi di Bangkalan Madura.
  34. Tahun 1672 Amangkurat membangun industri gula merah di Kebumen.
  35. Tahun 1673 Amangkurat membangun industri logam di Sidoarjo.
  36. Tahun 1674 Amangkurat membangun kantor promosi wisata di Batu Raden Banyumas.
  37. Tahun 1674 Amangkurat membangun Rumah sakit umum di Salatiga.
  38. Tahun 1675 Amangkurat membuka kantor di Istana kedhaton Pamase Lesmana Ajibarang Banyumas.
  39. Tahun 1676 Amangkurat membangun rumah sosial di Gumelem Susukan Banjarnegara.
  40. Tahun 1676 Amangkurat membuat kantor pertolongan buat orang miskin di Karanggayam Kebumen.
  41. Tahun 1677 Amangkurat wafat di Lesmana Ajibarang Banyumas. Saat itu Amangkurat sedang menyantuni orang miskin dan anak terlantar.
  42. Tahun 1677 tanggal 13 Juli 1677 Amangkurat dimakamkan di Pakuncen Adiwerna Tegal. Maka disebut Amangkurat Tegalarum.
  43. Tahun 1678 rakyat Mataram di Kartasura mengangkat Amangkurat sebagai Pahlawan Agung. Maka disebut Amangkurat Agung.
  44. Tahun 1703 Amangkurat Mas mengadakan haul wilujengan. Mengundang ulama untuk memuliakan arwah Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Subhanallah.
  45. Tahun 1710 Sinuwun Paku Buwana I membangun makam Sunan Amangkurat Tegalarum di Pakuncen Adiwerna Tegal. Mendatangkan ahli bangunan dari Bagdad dan Turki. Alhamdulillah.

C. Pelopor Pesantren di Jawa

Pondok Pesantren dipelopori oleh Pangeran Benowo, putra Sultan Hadiwijaya. Demikian pula para raja Mataram masih keturunan Pajang. Joko Tingkir atau Mas Karebet merupakan leluhur ulama di Tanah Jawa. Dalam hal ini termasuk Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum Bendo Magetan. Kesadaran sejarah memang perlu. Pondok yang diasuh oleh Bapak KH Sohib Wahyuni menyadari arti penting jasa leluhur yang telah memberi uswatun hasanah.

Asma kinarya japa. Nama Tegalarum berhubungan dengan sejarah Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Wayah buyut Joko Tingkir ini memerintah Kerajaan Mataram dengan arif bijaksana sejak tahun 1645. Raja ulama ini memang jalma mursyid.

Ibarat waskitha ngerti sakdurunge winarah, Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum merupakan murid Ki Ageng Mageti. Tokoh pendiri Kabupaten Magetan ini memang sugih ngelmu sipating kawruh. Masa kecil Amangkurat Tegalarum atau Raden Sayiddin selalu tekun belajar agama di Demak, Jepara, Tuban, Pekalongan, Kedu, Banyumas, Semarang, Lamongan, Kediri dan Surabaya. Ilmu iku kelakone kanthi laku.

Sentana Mataram banyak yang berhubungan dengan daerah Madiun dan Magetan. Desa Tegalarum adalah hadiah dari Kanjeng Ratu Mas Balitar tahun 1708. Ratu Mas Balitar adalah garwa prameswari Sinuwun Paku Buwono I atau Raden Drajad, yang menjadi raja Mataram. Paku Buwono I sendiri adalah anak kandung Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Fastabikhul khairat, raja Mataram selalu menaburkan kebajikan.

Tokoh putri berpengaruh di ibukota Mataram Kartasura. Ratu Mas Balitar termasuk putri Bupati Madiun, KRT Rangga Juminah. Dengan memberi nama Tegalarum ini diharapkan masyarakat sekitar selalu mendapat hidayah dan berkah. Benar benar menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.

Pajang sebagai kerajaan yang meneruskan tradisi kelamaan Demak dan Majapahit. Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai leluhur ulama tanah Jawa. Raja Pajang ini berguru kepada Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Kalijaga Ki Ageng Tarub, Ki Ageng Selo, Ki Ageng Banyubiru, Ki Ageng Butuh dan Ki Ageng Karanglo. Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum mewarisi cahaya berkah dari Kerajaan Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram. Drajat pangkat semat anugerah yang penuh rahmat amanat.

Gedhe obore padhang jagade, dhuwur kukuse, adoh kuncarane ampuh kaprebawane. Kerajaan Majapahit boleh dibilang puncak kejayaan Nusantara. Prabu Brawijaya mengutus Raden Patah untuk menyebarkan agama Islam di Kerajaan Demak Bintara tahun 1478. Dengan dibantu Wali Sanga mendirikan Masjid Agung Demak sebagai pusat penyebaran agama di Tanah Jawa. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum bisa dikatakan sebagai pelanjut risalah kewalian Demak Bintara warisan para Wali Sanga. Ajaran suci bertaburan di pelosok tanah Jawi.

Kasusastran Jawa dipelajari oleh Kanjeng Ratu Panggung. Garwa Prameswari Raden Patah dan putri Sunan Ampel gigih belajar kitab tasawuf. Kitab ini ditulis ulang dalam bentuk Serat Wulangreh, Wedhatama Wirid Hidayat Jati. Pujangga Raden Ngabehi Ranggawarsita lama tinggal di Ponorogo, Madiun dan Magetan.

Oleh karena itu Santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum menyebar di berbagai daerah. Pada hari Sabtu tanggal 24 Juni 2023 diselenggarakan alumni akbar. Dengan hati yang suka gembira, alumni berbagi pengalaman melepas rindu. Kegiatan seni budaya dan bazar produk UMKM digelar. Suasana benar benar semarak. Tampak pula partisipasi dari Bank yang mendukung acara. Silaturahmi memperlancar rejeki mbanyu mili.

Hubungan Mataram dan Tegalarum terang benderang. Bapak KH Sohib Wahyuni menjadi figur sentral Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum Bendo Magetan. Gus Din siap membantu demi kemajuan pesantren, demi turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana amanat pembukaan UUD 1945. Konstitusi negeri dijunjung tinggi.

Guna kaya purun hidayah dari Allah Swt. Dalam kenyataan santri alumni pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum berhasil di masyarakat. Alumni santri mendapat wirya arta winasis. Yakni anugerah yang berupa kedudukan, kekayaan dan kepandaian. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum mengantar santri sebagai insan kamil yang sejahtera lahir batin.

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum Bendo Magetan membantu bangsa dan negara. Alhamdulillah.

Amangkurat Tegalarum pantas untuk diteladani. Pesantren di Tanah Jawa umumnya memiliki hubungan historis dengan kerajaan Mataram.

Pangeran Benowo merupakan pelopor berdirinya pondok pesantren di Tanah Jawa. Pajang dan Mataram adalah penerus perjuangan Wali Sanga.

(sumber : Babad Loceret, Padmowariyo, Kartasura, 1712)