Jalan tak selamanya menyimpan harapan, membuka kesempatan atau peluang walaupun ia selalu kita rencanakan dan ada di depan. Kadang-kadang jalan yang telah dilalui pun hanya sebagai laluan saja, yang acapkali terlupakan. Di kanan kiri jalan kita sering abai pada apa yang menjadi tanda-tanda, Begitu juga peristiwa yang hampir setiap hari kita lalui. Yang di kanan kiri jalan pun selalu luput dari segala perhatian. Sebab yang ada bersemayam di kepala cuma cepat dan cepat sampai tujuan.

Tentu bila ditilik lebih seksama sepertinya sengaja untuk dilupakan oleh mereka yang sering menggunakannya sebagai tempat laluan. Meskipun ada perumpamaan: “kasih sayang sepanjang jalan”, tetapi karena lain hal, “jalan buntu” datang menghadang kehidupan. Mengapa tak berpikir mencari jalan? Mengapa suka mengabaikan jalan? Mengapa tak belajar dengan jalan? Hidup adalah sebentang jalan yang dianugerahkan oleh-Nya, Yang pasti ia bukanlah semata-mata hanya untuk sampai tujuan, atau tujuan itu sendiri.

Benar tak benar sesuatu yang digeluti memang (harus) menjadi pilihan hidup. Hal itu pulalah yang menjelaskan ia sebagai “garis tangan”. Mau dilawan? Tentu tidak dengan tujuan. Tidak dengan capaian-capaian. Jauh atau cepatnya sebuah perjalanan bukan ditentukan oleh rentang waktu yang digunakan. Tetapi makna dan kebergunaan setiap langkah yang kita ayunkan untuk setiap perjalanan.

Ada ungkapan “salah jalan” untuk mereka yang memilih hidup diluar norma-norma dan etika sosial. Sesungguhnya pilihan itu tidak ada seorang pun yang menginginkannya. Tidak juga menjadi cara dan anutan batas-batas kehidupan normal. Namun, ia kemudian hadir dalam kehidupan. Dalam keterbatasan pertimbangan ia lalu menjadi pilihan. Pilihan antara ya atau tidak. Tentu dengan segala konsekuensinya.

Akan tetapi sebagai jalan ia tetap ditempuh agar perjalanan dapat dilakukan. Agar perjalanan pun dapat sampai ke tujuan. Dengan demikian cara-cara akan dipahami setelahnya. Benar atau salah akan hadir ketika mulai diketahui kriteria dan norma-norma tanpa melulu karena akal, Apalagi akal-akalan.
Jalan menyiratkan pesan seberapa besar ikhtiar hidup: langkah, rezeki, pertemuan dan maut ada dalam perjalanan hidup kita. Begitukah?

Pesan Pejalan

4 Ramadhan1437H
oppungleladjingga