Oleh : Fitri Khairunnisa Harahap (Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Tadris Matematika, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Al-Ghazali adalah seorang filsuf, teolog, dan sufi Islam terkemuka. Pemikirannya memiliki pengaruh besar dalam sejarah filsafat Islam dan Barat. Al-Ghazali membela ajaran Islam ortodoks dan menentang bid’ah (inovasi) dalam agama. Pada konsep ajaran tauhid Al-Ghazali menekankan pentingnya tauhidan sebagai dasar ajaran Islam. Pengaruh dalam masyarakat membuat perubahan perilaku, pemikiran Al-Ghazali mempengaruhi masyarakat Islam untuk berperilaku lebih sabar dan bijaksana. Pemikiran Al-Ghazali membantu meningkatkan kesadaran spiritual masyarakat Islam, pemikiran filsafat ini mempromosikan kesabaran dan keharmonisan dalam hubungan social.

Fenomena penyebaran Aliran filsafat Al-Ghazali relevan dengan Kebudayaan masyarakat Indonesia. Pemikiran Al-Ghazali tentang spritualitas dan kesabaran sesuai dengan kebudayaan Indonesia yang menghargai kesabaran dan ketenangan. Pemikiran ini juga mengajarkan tentang kebijaksanaan dan akhlak sangat sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Pemikiran Al-Ghazali tentang kesadaran moral dan tanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip kebudayaan Indonesia.

Dengan relevannya pemikiran Al-Ghazali dengan masyarakat Indonesia membentuk sebuah watak atau ciri khas Indonesia yang selalu menghadapi fenomena dengan Sabar. Terjadi sebuah dilema dengan sabar ini, di satu sisi orang yang sabar akan mendapat pahala dari Allah Swt, tetapi dengan menjadi sebuah ciri khas Kesabaran yang diterapkan oleh masyarakat Indonesia membuat sebuah dampak negative yang signifikan. Seringkali masyarakat Indonesia mengalami keterlambatan dalam mengambil keputusan, hilangnya kesempatan, ketergantungan terhadap orang lain, kehilangan motivasi, kurangnya kreativitas. Penulis kira dengan kesabaran yang ditanamkan ini akan membuat kesempatan Indonesia Emas 2045 menjadi negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur akan lebih lama kita dapatkan. Adakalanya masyarakat Indonesia menghadapi Kesabaran dengan sewajarnya, tidak mutlak sebagai sebuah karakter. Kesabaran yang tepat hanya digunakan dalam beberapa kategori saja, misal kesabaran dalam menghadapi proses pendidikan dan pelatihan. Karena Pendidikan dan pelatihan tidak bisa didapatkan dengan instan, harus ada kesabaran, keuletan yang ditanamkan.

Penulis ingin membandingkan aliran filsafat Kant, Immanuel Kant (172-1804) adalah seorang filsuf Jerman yang mempengaruhi perkembangan filsafat Barat. Aliran filsafat ini mengembangkan kritis yang menekankan pentingnya kritik terhadap pengetahuan dan pemahaman. Kant mengembangkan konsep idealism transdental yang menyatakan bahwa pengetahuan kita tentang dunia adalah hasil dari proses mental, Kant percaya bahwa akal manusia dapat mencapai pengetahuan yang pasti dan universal. Konsep utama yaitu pengetahuan kita tentang dunia adalah hasil dari sintesis antara pengalaman dan akal.

Apakah aliran filsafat Kant dapat menjadi nilai Budaya di Indonesia, dengan tidak selalu berlandaskan sabar yang telah menjadi nilai budaya Indonesia sejak lama?

Perlu penyesuaian dan reinterpretasi untuk konteks budaya dan nilai-nilai budaya local melalui pemikiran filsafat Kant. Penerimaan konsep baru yang berbeda dari tradisi dan nilai-nilai yang sudah ada menjadi sebuah tantangan tersendiri. Keterbatasan pemahaman tentang filsafat Kant dapat menyebabkan kesalahpahaman dan aplikasi yang tidak tepat.

Apakah aliran filsafat Kant dapat menjadi nilai budaya? menurut penulis masyarakat Indonesia akan menuju kepada rasionalitas dan kebebasan tidak selalu kesabaran dan keteguhan. Akan menjadi masyarakat yang mengembangkan etika universal berdasarkan akal. Sabar dan Akal akan selalu berdampingan. Sabar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sedangkan filsafat Kant diterapkan dengan berbagai bidang.

Dengan aliran filsafat Al-Ghazali maupun Kant akan menjadi sinkronisasi menuju Indonesia Emas 2045, yaitu mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan moral Al-Ghazali dengan rasionalitas Kant, mengembangkan etika universal berbasis agama dan kebijaksanaan, mengoptimalkan potensi manusia melalui pendidikan dan pengembangan diri, membangun masyarakat yang beradab, berkeadilan dan tanggungjawab.