MEDAN | ARUSMALAKA.COM

Pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan meluncurkan beberapa kebijakan di dalam Program Merdeka Belajar (PMB).

PMB didesain dengan sejumlah episode kebijakan, salah satunya adalah Episode 23 yakni Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka menyediakan buku-buku bacaan bermutu sebagai sumber pembelajaran bagi peserta didik.

Direktur Eksekutif Yayasan Bina Pendidikan dan Literasi Indonesia (Yayasan BALIN Indonesia), Syahrial Syahputra yang dihubungi awak media ini, Kamis (12/10/2023) berkomentar, bahwa program ini sangat kontekstual menjawab kondisi faktual yang ada.

Diungkapkannya, bahwa salah satu faktor rendahnya indeks minat baca bangsa Indonesia adalah ketersediaan buku-buku bacaan yang masih sangat kurang.

“Ketersediaan buku-buku bacaan kita masih sangat kurang, termasuk di satuan pendidikan, padahal itu (satuan pendidikan) merupakan lembaga tempat anak-anak kita menuntut ilmu,” ungkap pria jebolan pasca sarjana UPI YPTK Padang itu.

Menurut Syahrial, dari riset yang mereka lakukan, mayoritas satuan pendidikan di Sumatera Utara (Sumut) terutama satuan pendidikan swasta banyak kekurangan buku-buku bacaan. Perpustakaan sekolah kebanyakan diisi oleh buku-buku paket pelajaran.

“Dari riset yang kami lakukan di Sumut, banyak satuan pendidikan swasta kita di semua jenjang masih kekurangan buku-buku bacaan, perpustakaan mereka kebanyakan diisi oleh buku-buku paket, padahal itu tidak dianjurkan bagi pembangunan budaya membaca kita,” imbuhnya.

Dikatakannya, banyak faktor yang mendasari kenapa mayoritas satuan pendidikan swasta di Sumut kekurangan buku-buku bacaan, diantaranya adalah anggaran. “Faktor yang paling mendasar adalah anggaran. Item untuk pembelian buku bacaan yang dianggarkan melalui dana BOS rata-rata sangat kecil, tidak berbanding lurus dengan kebutuhan yang ada,” kata Syahrial.

Dia melanjutkan, bahwa buku memegang peranan sangat vital dalam rangka melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni menjelang Indonesia Emas pada tahun 2045.

Untuk itu tambahnya, segenap pihak baik BUMN, BUMD, swasta maupun pihak lainnya bisa terlibat dalam mendukung PMB Episode 23 dengan memfasilitasi bantuan buku-buku bacaan kepada satuan pendidikan swasta.

Sebagai informasi, Yayasan BALIN Indonesia merupakan organisasi masyarakat sipil yang fokus bagi pembangunan pendidikan dan literasi. Belakangan ini, organisasi yang berpangkalan di Kota Tebing Tinggi, Sumut ini fokus dalam mendukung pengembangan PMB.

(A-02)