Oleh : Dr Purwadi, SS M.Hum.
Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara, LOKANTARA Hp 087864404347

A. Jaman Kraton Demak Bintara

Kerajaan Demak Bintara merupakan punjer kasultanan di Tanah Jawa. Putri Sultan Trenggana Ratu Hemas menikah dengan Syarif Hidaystullah atau Sunan Gunung Jati. Dari pernikahan ini menurunkan dinasti Kasultanan Cirebon dan Kasultanan Banten.

Putri Sultan Trenggana yang lain, Ratu Kalinyamat menjadi tokoh kawasan pesisir. Jepara didirikan oleh Ratu Kalinyamat yang menikah dengan bangsawa Samudra Pasai, Pangeran Hadirin. Dengan demikian hubungan antara Kasultanan Banten, Cirebon dan Jepara memang dekat.

Diplomasi kerajaan masa silam disambung oleh KRA Bambang Setiawan Hadiningrat. Ketua PAKASA atau Paguyuban Kawula Karaton Surakarta Hadiningrat cabang Kabupaten Jepara berkunjung ke Kasultanan Kacirebonan. Dengan membawa rombongan sebanyak 100 orang, PAKASA Jepara turut berpartisipasi dengan melakukan kirab budaya pada hari Minggu, 12 Maret 2023.

Kirab diawali dengan pembukaan di kantor Walikota Cirebon. Sepanjang jalan masyarakat menyambut dengan gegap gempita. KMAT Susanti Purwaningrum mengatur jalannya kunjungan budaya. Tali historis Cirebon Jepara kembali bersambung. Tentu saja kegiatan ini memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa berlandaskan aspek historis. Kepribadian nasional Indonesia lebih mengakar dengan nilai luhur tradisional.

Aktivitas kultural ini sekaligus mengenang jasa para Sultan Cirebon. Misalnya ulasan tentang perjuangan dan pengabdian
Pangeran Raja Amirul Mukminin (1808-1814). Unsur historis yang bernilai luhur diwariskan oleh Kerajaan Kacirebonan. Sejak berdirinya Kasultanan Kacirebonan memberi kontribusi bagi peradaban nusantara. Penguasa yang pertama kali bergelar Pangeran Raja Amirul Mukminin. Raja yang bijak bestari ini memerintah tahun 1808 – 1814. Generasi muda sebaiknya mempelajari sejarah perjuangan nenek moyang masa lampau. Jasa besar itu perlu diteruskan untuk meraih kesuksesan yang nyata.

Teladan utama berupa prestasi gemilang yang layak dikenang. Saat akan penobatan Pangeran Raja Amirul terlebih dahulu sowan ziarah di pajimatan makam Sunan Gunung Jati. Jasmerah, jangan sekali kali meninggalkan sejarah. Wejangan leluhur Cirebon menjadi pegangan hidup. Lantas dilanjutkan dengan meditasi spiritual di Masjid Agung Sang Ciptarasa. Lintasan historis menyambungkan cita cita besar kerajaan Majapahit, Pajajaran dan Demak. Perjuangan masa silam terus berlangsung. Tekat suci Pangeran Raja Amirul Mukmin tulus dari lubuk sanubari.

Dukungan atas tahta Kacirebonan berasal dari Karaton Surakarta Hadiningrat. Pangeran Raja Amirul Mukminin mendapat kunjungan istimewa. Sri Susuhunan Paku Buwana IV bersama Kanjeng Ratu Kencana Wungu berkenan memberi doa restu. Hadir pula pembesar dari Pura Mangkunegaran. Sejak jaman Demak, Pajang sampai Mataram memang menjalin tali kekerabatan dengan keluarga kerajaan Cirebon. Kerjasama yang saling menghormati dan menguntungkan merupakan praktek hidup yang ideal.

Jasa yang patut digali yaitu peran Pangeran Raja Madenda Hidayat (1814-1851).
Pimpinan kerajaan Kacirebonan beralih ke tangan Pangeran Raja Madenda Hidayat tahun 1814 – 1851. Negeri Kacirebonan makin harum di kancah pergaulan. Pangeran Raja Madenda Hidayat pernah diundang oleh ST Raffles ketika peresmian kota Tamasek Singapura tahun 1819. Aktivitas dalam lingkup internasional membuktikan para leluhur memiliki kemampuan diplomasi yang tinggi.

Unsur pendidikan budi pekerti tampak sekali. Jasa Pangeran Raja Madenda Hidayat yang patut dikenal oleh generasi muda yakni dalam bidang bahari. Demi kemajuan maritim, maka penguasa Kacirebonan turut serta membangun pelabuhan Cirebon. Lebih dari itu, berkat sumbang saran dipercantik pula pantai Kejawanan, Biawak, Losari, Baro Gebang, Balongan, Randusanga, Tirtamaya, Bandengan, Mundu dan Waruduwur. Aktivitas pelayaran dan perikanan makin ramai. Kehidupan rakyat semakin makmur.

Inspirasi pengembangan bidang Maritim berasal dari raja Mataram, Sri Susuhunan Amangkurat Agung ( 1645-1677). Tokoh maritim yang mendapat gelar Sunan Tegalarum ini terkenal di kawasan pesisir tanah Jawa. Hubungan Mataram dengan bangsawan Cirebon sungguh erat dekat. Bahkan terikat dengan tali pernikahan.

Peran yang besar dilakukan Pangeran Madenda Wijaya (1851-1914).
Kepemimpinan Kasultanan Kacirebonan dipegang oleh Pangeran Raja Madenda Wijaya tahun 1851-1914. Prestasi gemilang diukir begitu agung dan anggun. Sepanjang lereng gunung Ciremai ditanami teh dan kopi. Hasil kebun teh dan kopi berlimpah ruah. Tentu saja membawa kesejahteraan rakyat. Pekerjaan mudah didapat, ketentraman pun terwujud.

Pabrik gula Sindanglaut berdiri tahun 1898. Pangeran Raja Madenda Wijaya menyokong total. Perkebunan tebu menyerap lapangan kerja. Keuntungan usaha gula berlipat ganda. Kasultanan Kacirebonan memiliki saham. Dengan sendirinya finansial kerajaan menjadi sehat. Beragam program dilaksanakan sesuai dengan rencana. Lagu dandanggula merupakan inspirasi bagi realita hidup yang manis.

Guna kelancaran transportasi pimpinan Kacirebonan ini juga mendorong adanya stasiun kereta api Cirebon. Hasil usaha ini digunakan untuk membayar pegawai, biaya bangunan, perawatan inventaris kerajaan. Peningkatan sumber daya manusia dilakukan dengan mengirim pemuda untuk belajar di Mesir, Bagdad, Turki, Norwegia dan Jerman. Pemuda terpelajar dari Kasultanan Kacirebonan nantinya bekerja sebagai teknokrat profesional.

Jasa Pangeran Raja Madenda Partadiningrat (1916-1931) sangat penting. Masa kepemimpinan Kasultanan Kacirebonan diteruskan oleh Pangeran Raja Madenda Partadiningrat. Dalam perjuangan pimpinan Kacirebonan ini aktif dalam organisasi Budi Utomo yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Bidang sosial, kebudayaan dan pendidikan menjadi prioritas utama. Bahkan raja Kacirebonan ini juga terlibat pendirian perguruan taman siswa yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara. Ing ngarsa sung tuladha, bahwasanya pemimpin itu sebaiknya memberi contoh.

Pergaulan Pangeran Raja Madenda Partadiningrat sangat luas. Misalnya kerap bertemu dengan KH Ahmad Dahlan yang mendirikan perserikatan Muhammadyah. Tak ketinggalan berhubungan akrab dengan KH Hasyim As’ari pendiri Nahdhatul Ulama. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika dijunjung tinggi dalam menghadapi toleransi keberagaman.

Demi kelencaran pengajaran, pimpinan Kacirebonan rela membeli buku terbitan Balai Pustaka. Misalnya novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli dan novel Salah Asuhan karangan Abdul Muis. Gemar membaca untuk memperluas ilmu pengetahuan. Rakyat pintar pembangunan berjalan lancar.

Catatan emas dipersembahkan oleh Pangeran Raja Madenda Raharjadiningrat (1933-1950). Penguasa Kasultanan Kacirebonan dijabat oleh Pangeran Raja Madenda Raharjadiningrat. Jasa dan perjuangan pantas dijadikan suri tauladan. Selera dalam bidang pariwisata amat besar. Cita rasa keindahan digunakan untuk membantu pengembangan wisata Cirebon. Kenyataan sampai sekarang Cirebon menjadi tujuan orang piknik.

Misalnya saja kawasan wisata goa Sunyaruri diarahkan untuk refleksi spiritual. Telaga biru Cicereur dan telaga Bemis sarana sesuci diri. Prakarsa lainnya yakni pengembangan bukit Gronggong dan Wana Ciwaringin. Kegiatan wisata yang diajukan oleh Kasultanan Kacirebonan berbasis pengalaman dan pengetahuan ekologi. Lingkungan hidup harus dijaga kelestarian.

Ilmu Pengetahuan yang dimiliki Pangeran Raja Madenda Raharjadiningrat luas sekali. Penghargaan besar ini dengan diundangnya dalam sidang BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kontribusi riil Sultan Kacirebonan ketika penandatanganan perjanjian Linggarjati. Perdana Menteri Sutan Syahrir merasa mendapat bantuan dari Kasultanan Kacirebonan. Bantuan itu berupa logistik yang berupa suguhan selama perjanjian Linggarjati. Nasionalisme tumbuh subur di Kasultanan Kacirebonan.

Generasi muda perlu tahu Pangeran Raja Sidik Arjaningrat (1950-1957). Perjuangan Kasultanan Kacirebonan dilanjutkan oleh Pangeran Raja Sidik Arjaningrat. Bersama dengan Presiden Soekarno Sultan Kacirebonan membina kawasan batik Trusmi. Pada tahun 1953 Ibu Fatmawati Soekarno diantar untuk mengunjungi batik trusmi di Weru Cirebon. Presiden Soekarno memberi penghargaan tinggi kepada Kasultanan Kacirebonan yang banyak jasa perjuangan.

Malam harinya diajak untuk menikmati jajanan tradisional di alun alun kejaksan. Kesenian khas dari Kabupaten Kuningan dan Majalengka dipentaskan. Rombongan darma wanita dari istana negara yang dipimpin oleh ibu negara cukup puas.

Tahun 1955 Pangeran Raja Sidik Arjaningrat berpartisipasi dalam pemilihan umum. Kedudukan yang dijabat sebagai raja harus netral. Kasultanan Kacirebonan berdiri di semua golongan. Tidak memihak kepada siapa pun. Agar rakyat mendapat pengayom dan pengayem yang nyata. Sikap politik yang netral selaras dengan aspirasi publik.

Untuk itu perlu dipaparkan peran Pangeran Raja Harkat Natadiningrat (1957-1969). Sejak dilantik sebagai pemimpin Kasultanan Kacirebonan, Pangeran Raja Harkat Natadiningrat selalu aktif dan kreatif. Bersama dengan pemerintah Republik Indonesia, pimpinan Kacirebonan turut mengembangkan Bendungan Pangenan Cirebon. Kawasan ini terkenal sebagai produsen garam. Hasilnya dipasarkan hingga mancanegara. Kesejahteraan meningkat partisipasi rakyat makin berderajat.

Perikanan dikembangkan terus. Aliran sungai Widang dikelola sebagai wisata air. Saran dan pendapat pimpinan Kasultanan Kacirebonan merupakan bahan pertimbangan bagi pemerintah pusat, pemerintah propinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten dan Kota Cirebon. Semata mata demi kesejahteraan rakyat lahir batin.

Awal pemerintahan Presiden Soeharto mendapat perhatian dari Pangeran Raja Harkat Natadiningrat. Mewakili kerabat kraton nusantara, Presiden Soeharto menyerap masukan yang berasal dari sastra klasik. Butir butir kearifan lokal yang tersimpan dalam perpustakaan Kraton Kacirebonan berguna untuk membina mental generasi muda pada khususnya, warga bangsa pada umumnya.

Bangsa Indonesia perlu mengenang jasa Pangeran Raja Moh Mulyono Amir Natadiningrat (1969-1994). Tahta kepemimpinan Kraton Kacirebonan diteruskan oleh Pangeran Raja Moh Mulyono Amir Natadiningrat. Ajaran luhur yang diwariskan oleh pimpinan terdahulu digunakan sebagai sarana untuk berdarma bakti. Pemerintah Republik Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soeharto memberi dorongan penuh, agar tetap melestarikan adat istiadat budaya tradisional.

Institusi Kerajaan Kacirebonan memberi kontribusi yang nyata dalam kancah perjuangan bangsa. Dengan melakukan program kebudayaan, maka bangsa Indonesia akan selamat sentausa. Tiap kali diselenggarakan upacara adat, rakyat dari perkotaan, pedesaan dan pegunungan selalu berbondong bondong hadir. Ngalap betkah merupakan istilah untuk mengungkapkan kecintaan sejati rakyat pada Kasultanan Kacirebonan. Inilah hakikat ungkapan manunggaling kawula Gusti.

Peran Pangeran Moh Mulyono Amir Natadiningrat sangat tepat. Gagasan besar diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Toleransi atas keberagaman diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka muncul suasana Kasultanan Kacirebonan yang selaras serasi dan seimbang. Dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Kini masyarakat hendaknya mengetahui aktivitas Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat (1997- sekarang). Nilai historis yang luhur dilanjutkan pada masa kepemimpinan Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat SE. Pemerintah Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Prestasi Joko Widodo. Pimpinan Kasultanan Kacirebonan, Pangeran Abdulgani Natadiningrat SE berhasil membina hubungan baik dengan semua Presiden Republik Indonesia.

Pada hari Minggu, 12 Maret 2023 pukul 08.00 WIB diselenggarakan kirab agung Keraton Kasultanan Kacirebonan. Bertempat di bangsal prabayaksa dipentaskan tari kolosal 215 sintren. Selaku pengundang P Abdulgani Natadiningrat SE. Kegiatan ini dalam rangka milad Kasultanan Kacirebonan yang ke 215. Acara berada di Jl Pulasaren no 49 Cirebon.

Tekat kuat Kraton Kacirebonan memberi semangat. Jalinan kerjasama dengan berbagai instansi negeri dan swasta berlangsung produktif dan kreatif. Dorongan dari berbagai pihak membuahkan hasil yang menggembirakan. Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat SE selayaknya didukung dalam rangka pelestarian nilai historis. Cita cita luhur ini memperkokoh jati diri bangsa Indonesia.

B. Kesadaran Historis Bangsa

Diplomasi Kebudayaan Kraton sangat penting bagi bangsa Indonesia
Susunan acara meliputi pembukaan dan sambutan Sultan Kacirebonan. Pelepasan kirab agung, ramah tamah, pambagya harja. Pagelaran tari banjaran wayang wong Srikandhi Mustakaweni. Prosesi kedatangan kirab agung. Pengukuhan dan pemberian piagam. Meninjau pameran, UMKM dan hiburan. Kegiatan sesi pertama ini menurut jadwal pukul 0.8.00-14.00.

Pada kegiatan sesi kedua dilaksanakan sambutan tuan rumah, Wali Kota Cirebon, pembagian hadiah juara lomba tari topeng. Tari topeng persembahan para juara 1. Tari kolosal 215 sintren di jl Pulasaren. Musik minus one. Vokalis Diana Sastra. Acara diselenggarakan dengan kepanitiaan yang rapi dan teliti.

Kasultanan Kacirebonan pewaris nilai luhur Kerajaan Pajajaran, Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram. Ajaran Sunan Gunung Jati sejak tahun 1524 selalu dipegang teguh. Wali Sanga yang menyebarkan agama di Tanah Jawa dihormati. Dengan harapan berkat dan rahmat memancar ke segala penjuru dunia.

Tokoh tokoh Pajajaran seperti Prabu Siliwangi, Nyai Rara Santang, Raden Kian Santang, Raden Wulangsungsang dan Prabu Surawisesa cocok untuk diteladani. Pangeran Cakra Buana yang mendirikan istana dalem agung Pakungwati dianggap tokoh penting. Wejangan digunakan sebagai panduan hidup yang baik. Dalam suasana yang mengikuti perkembangan jaman, pewaris Karaton Kacirebonan selalu tanggap ing sasmita. Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat SE menyongsong masa depan yang lebih cemerlang.

Pisowanan agung dimulai dengan Sultan Kacirebonan beserta permaisuri Ratu Bidha miyos di dhampar kalenggahan. Diiringi putra putri di dalem prabayaksa. Sederet penari dengan gamelan kehormatan sungguh memukau. Irama gamelan Kraton Kacirebonan terdengar atraktif dan dinamis. Kendang, kempul, saron, bonang, bedug, gambang dan suling berkumandang merdu.

Cuaca pagi itu begitu terang benderang. Angin berhembus sumilir. Cahaya matahari menerangi lingkungan Kraton yang berdiri pada tahun 1808. Kini hari Minggu, 12 Maret 2023 aura kewibawaan memancarkan kedamaian. Tamu undangan yang berbusana adat Kacirebonan duduk berjajar jajar anggun dan agung. Pendopo prabayaksa terbuka lebar, sirkulasi udara berjalan lancar. Maka ruangan yang penuh orang tetap terasa semilir sejuk.

Upacara kali ini dimeriahkan oleh kontingen Paguyuban kawula Karaton Surakarta Hadiningrat atau PRAKASA cabang Jepara. Utusan resmi Kraton Surakarta untuk mangayu bagya HUT Kasultanan Kacirebonan. Barisan drumband dengan irama gending carabalen berputar dari arah alun alun pajeksan. Keliling kota Cirebon menjadikan pandangan yang menarik. Dipimpin langsung oleh KRA Bambang Hadiningrat. Ketua Pakasa Jepara seolah olah diplomat Kerajaan Nusantara.

Rombongan Pakasa Jepara sejumlah 120 personil. Terdiri dari bregada prajurit, juru kamera, wartawan, pengrawit dan penari. Hubungan antara Kasultanan Kacirebonan dengan Karaton Surakarta Hadiningrat terjalin dekat akrab. KRA Bambang Hadiningrat layak disebut diplomat budaya. KMAT Susanti Purwangrum menggalang masa dengan bijaksana di Jepara. Pengerahan warga Pakasa Jepara selalu tepat sasaran.

Kirab warga Pakasa di kota warisan Sunan Gunung Jati boleh dibilang sukses gemilang. Dari Balaikota Walikota Cirebon membuka kirab menuju Karaton Kacirebonan. Kepedihan Walikota Cirebon sangat tinggi. Sepanjang jalan peserta kirab sambutan antusias. Masyarakat mengelu eluakan barisan. Peserta yang berjumlah 1000 orang merasa gembira ria. Tiba di lokasi begitu gegap gempita. Sultan Abdulgani Natadiningrat menyambut KRA Bambang Hadiningrat selalu pimpinan kirab. Minggu, 12 Maret 2023 merupakan hari yang penuh dengan nilai sejarah budaya.

Pagelaran tari Srikandi Mustakaweni membuat decak kagum. Tim seni Pakasa Jepara menghibur dengan sajian bermutu tinggi. Wajar saja penari didikan ISI Surakarta. Sultan Abdulgani Natadiningrat memberi anugerah berupa piagam penghargaan. Oleh oleh yang pantas disimpan dan dikenang. Kasultanan Kacirebonan telah melakukan apresiasi tinggi pada seniman dan budayawan negara.

Kebangkitan diplomasi budaya Jepara Cirebon merupakan tonggak untuk melanjutkan tradisi luhur. KRA Bambang Setiawan Hadiningrat dan KMAT Susanti Purwaningrum telah memberi inspirasi buat pelaku seni budaya tradisional. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya. Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin jaya lestari.